Facebook

Kamis, 24 Februari 2011

Dampak Erupsi Merapi 2010

Erupsi Gunung Merapi yang terjadi beberapa pekan lalu telah menimbulkan dampak dimana – mana. Bahaya yang ditimbulkan juga sangat besar. Beberapa waktu yang lalu pada postingan terdahulu, saya telah mengulas tentang letusan merapi, kronologi serta bahayanya. Maka, pada postingan kali akan dibahas dampak – dampak yang ditimbulkan akibat letusan merapi.
1. Dampak Sosial
Erupsi merapi menimbulkan banyak korban jiwa. Bencana alam ini telah merenggut kurang lebih 206 jiwa hingga tanggal 12 November 2010. Jumlah ini masih mungkin bertambah karena adanya korban tewas yang masih belum ditemukan. Sedangkan jumlah pengungsi yang berasal dari D.I.Y dan Jawa Tengah diperkirakan sekitar 384.136 orang yang menyebar 635 titik pengungsian. Selain itu, para korban yang dirawat ada sekitar 486 pasien yang dirawat di beberapa RS di Klaten, Magelang, Boyolali, Sleman, dan Kota Magelang ( data per tanggal 12 November 2010). Selain itu, erupsi merapi mengakibatkan sejumlah warga kehilangan ternak, rumah, pekerjaan sehari – hari serta harta benda. Banyak juga para korban yang menjadi depresi. Menurut laporan, ada sekitar lima ratusan orang yang di rawat di RSJ Magelang dan Klaten.


2. Dampak Lingkungan
Sebanyak 14 desa habis terlahap letusan gunung merapi. Yaitu desa Kalibening, Kaliurang, Kapuhan, Keningar, Lencoh, Ngargomulyo, Paten, Samiran, Sengi, Sewukan, Sumber, Seruteleng dan Tlogolele. Selain itu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter) berterbangan bebas di udara. Partikel debu tersebut selain membahayakan kesehatan, juga membahayakan lalulintas penerbangan. Sejumlah penerbangan keluar dan ke dalam negeri dibatalkan karena adanya abu vulkanik ini. Terbang melewati awan abu tersebut mengancam keselamatan karena partikel abu dapat menyebabkan kerusakan mesin. Misalnya pada tanggal 28 Oktober 2010, pesawat udara Thomas Cook Skandinavia terbang melewati awan Merapi dari Indonesia ke Arab Saudi, dan terpaksa diberhentikan di Batam untuk dilakukan chek up. Hasilnya ditemukan bahwa mesin mengalami kerusakan dan harus diganti.
Hal ini juga semakin diperparah dengan jauhnya jangkauan debu dan abu tersebut. Karena kabarnya abu vulkanik mencapai Bogor.
Selain itu juga, lahar dingin yang merupakan bahaya sekunder juga dapat menyebabkan korosi pada candi borobudur karena memiliki keasaman yang sangat tinggi. Beberapa lahan juga menjadi rusak akibat bencana alam ini.
Tetapi, disamping menimbulkan dampak negatif, letusan gunung merapi juga menimbulkan dampak positif yaitu dengan adanya lahar dingin yang mengalir serta material vulkanik yang dimuntahkan merapi dapat menambah kesuburan tanah di daerah sekitar merapi sehingga sangat cocok untuk pertanian.

3. Dampak Kesehatan
Menurut laporan, rata – rata pasien korban merapi mengalami luka bakar akibat terkena wedhus gembel. Selain itu abu vulkanik yang berterbangan bebas di udara juga dapat mengganggu kesehatan pernapasan sehingga setiap orang diwajibkan untuk memakai masker. Banyak juga para korban yang cedera karena terkena batu kerikil yang berjatuhan dari udara. Dan letusan ini juga semakin memperparah penyakit yang sudah diderita para korban.
Gunung Merapi yang dianggap sebagai "Gunung Panglima" dari Gunung-Gunung Berapi Indonesia yang lain ini, menimbulkan beberapa Dampak Buruk Bagi Kesehatan, khususnya penduduk yang berada dekat Letusan Gunung maupun di tempat pengungsian.

Menurut keterangan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, setidaknya ada beberapa Akibat Buruk Letusan Merapi Di Tahun 2010 ini bagi penduduk dan masyarakat sekitar Merapi.

Beliau menyatakan bahwa Dampak Langsung Letusan Merapi bagi masyarakat hasil yang didasarkan reportase Beliau dan Tim di lapangan antara lain :

A. Luka bakar yang diderita pasien. Pasien yang terkena letusan erupsi merapi, banyak yang mengeluhkan sakitnya akibat luka bakar. Luka bakar yang diderita banyak tipe-nya, sesuai dengan derajat parahnya luka bakarnya.

B. Cedera dan penyakit langsung akibat batu, kerikil, larva dan lain-lain. Luka atau Lesi sangat terjadi. Topikal sangatlah berperan untuk kasus ini.

C. Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate Matter).

D. Memperburukan penyakit yang sudah lama diderita pasien/pengungsi. Penyakit kronis alias menahun yang diderita akan meningkat seiring adanya semburan eru[si merapi ini.

E. Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.

F. Banyak dari penduduk, terutama sekitar Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan rutin kesehariannya. Bahaya ini jauh lebih penting ketimbang 5 Dampak Bahaya Letusan Merapi ini.

4. Dampak Materiil
Kerugian material yang diderita akibat erupsi merapi diperkirakan mencapai 5 triliyun rupiah. Kegiatan di semua sektor macet total. Dari sektor perikanan, pariwisata, pertanian, UMKM, perhotelan dan ekonomi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dari sektor perikanan sendiri kerugian yang diderita mencapai 11 miliar rupiah. Dari sektor pertanian mengalami kerugian sekitar Rp 247 miliar, terutama pada salak pondoh yang rugi Rp 200 miliar. Sedangkan pada sektor UMKM, terdapat sekitar 900 UMKM di Sleman, dari 2.500 UMKM, untuk sementara berhenti total. Kebanyakan usahannya adalah peternakan, holtikultura, dan kerajinan. Sejumlah 1.548 ekor ternak Mati.
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, menginformasikan pada Kamis (11/11/10), jumlah ternak yang mati akibat erupsi merapi mencapai 1.548 ekor. Dari jumlah itu, sapi perah yang mati mencapai 1.221 ekor, sapi potong 147 ekor, kambing atau domba 180 ekor. Sementara selebihnya, kebanyakan ditampung di Tirtomartani, Kecamatan Kalasan dan Wedomartani, Kec Ngemplak. Di sektor Perikanan diperkirakan cukup besar, yaitu sekitar 1.272 ton.
‘Sementara, Sektor Perhotelan; kunjungan wisatawan berkurang ataupun sebagian menunda banyak event yang semula akan dilaksanakan di Yogyakarta banyak yang dialihkan pelaksanaannya, tingkat hunian hotel turun 70%. Hal ini memberikan dampak pada penurunan penjulan produk kerajinan, usaha kuliner, usaha transportasi turun, dan sebagainya.
Sektor Jasa; lebih terkait dengan penurun kinerja di sektor perhotelan.
Sementara, Sektor Konstruksi: terdapat 2.271 rumah rusak.
Persentase jumlah kredit perbankan DIY yang diberikan kepada debitur yang berpotensi terkena dampak bencana alam dibanding total kredit (total kredit DIY Rp 13,505 triliun). Total kredit di Sleman sendiri adalah Rp 4.486 triliun. Jumlah kredit perbankan DIY yang berpotensi terkena dampak bencana (di Sleman) berjumlah Rp 81.962 miliar dengan rincian (di luar BRI dan BCA).
Sektor Transportasi, yakni transportasi udara; penutupan Bandara Adisucipto sampai 15 November 2010 menyebabkan jumlah penerbangan dan jumlah penumpang pesawat turun. Terdapat 23 penerbangan domestik dan 3 penerbangan internasional perhari terhenti atau diperkirakan terdapat pengurangan jumlah penumpang sekitar 58.300 penumpang selama 11 hari (per hari rerata 5.300 penumpang). Setelah bandara dibukapun diperkirakan penerbangan masih belum optimal.Sementara untuk transportasi darat; transpotasi darat terpukul karena jumlah kunjungan wisatawan turun drastis. Rental mobil yang biasanya ramai mengalami pukulan cukup berat.



0 komentar:

Posting Komentar